Gerakan Solidaritas Global: Jakarta Menjadi Pusat Demonstrasi Dukungan untuk Palestina

ppr-revolution.com – Sejumlah aktivis dari koalisi Indonesia Bela Baitul Maqdis mengadakan Demonstrasi Solidaritas untuk Palestina di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta Pusat. Akibat demonstrasi ini, Jalan Medan Merdeka Selatan menuju Balai Kota ditutup, sebagaimana dilaporkan pada hari Sabtu (1/6/2024) pukul 06.47 WIB.

Untuk mengantisipasi kerumunan, polisi telah memasang barikade di sepanjang jalan tersebut dan menjaga ketat lokasi untuk mengamankan jalannya aksi. Para demonstran, yang mulai berkumpul di depan Kedubes AS, terlihat membawa bendera Palestina dan poster dengan tulisan ‘All Eyes on Rafah’.

Dalam aksi tersebut, banyak peserta membawa poster yang mendukung Palestina, termasuk poster yang bertulisan ‘Semilyar untuk zionis Israel! Laknat’. Selain itu, beberapa di antaranya mengenakan syal bertema Palestina dan membawa kipas bertulisan ‘Free Palestina’.

Kampanye ‘All Eyes on Rafah’ juga mendapatkan perhatian signifikan di media sosial, dengan banyak orang mengungkapkan dukungan mereka melalui hashtag tersebut. Kampanye ini bertujuan untuk mengundang perhatian global terhadap situasi di Rafah, wilayah di Gaza Selatan yang mengalami krisis.

Frase ‘All Eyes on Rafah’ telah menjadi simbol dari kemarahan dan dukungan online, dengan beberapa pengguna media sosial dari berbagai belahan dunia, termasuk Eropa dan Australia, turut serta dalam menyebarkan pesan ini. Menurut The National News, kampanye ini bertujuan tidak hanya untuk menyoroti kondisi di Gaza tetapi juga sebagai bentuk solidaritas terhadap perjuangan rakyat Palestina, mendorong lebih banyak orang untuk menyadari dan mempertimbangkan situasi di Rafah.

Insiden Pelepasan Jilbab oleh Polisi di ASU Memicu Kecaman dan Tuntutan Penyelidikan

ppr-revolution.com – Pada akhir pekan yang lalu, Arizona State University (ASU) menjadi saksi sebuah insiden yang kini telah menarik perhatian publik dan media. Sebuah video yang diambil di kampus tersebut menangkap momen ketika seorang petugas polisi kampus melepaskan jilbab dari seorang demonstran pro-Palestina selama penangkapan. Insiden ini terjadi di tengah gelombang demonstrasi yang melanda berbagai universitas terkemuka di Amerika Serikat, menunjukkan solidaritas dengan Palestina.

Kontroversi Pelepasan Jilbab Selama Penangkapan

Video yang saat ini menjadi bukti kontroversial itu didapat dari Mass Liberation AZ dan diberikan kepada media oleh pengacara Zayed Al-Sayyed. Rekaman tersebut menunjukkan petugas kepolisian ASU yang tampaknya tanpa sengaja melanggar privasi wanita yang ditangkap dengan melepas hijabnya, menimbulkan protes dari kerumunan yang menyaksikan insiden tersebut.

Reaksi Masyarakat dan Tuntutan Hukum

Terdengar suara-suara dari kerumunan yang menuntut polisi menghormati privasi wanita tersebut dan mengembalikan jilbabnya. Situasi menjadi semakin tegang saat petugas berusaha menutupi kepala wanita tersebut dengan tudung kaus, yang menimbulkan pertanyaan lebih lanjut tentang perlakuan terhadap pakaian agama di lingkungan penegakan hukum.

Pernyataan Pengacara dan Status Hukum Terduga Demonstran

Al-Sayyed menjelaskan bahwa keempat wanita yang ditangkap – tiga di antaranya adalah mahasiswa ASU dan satu lainnya warga Phoenix – menghadapi tuduhan pidana. Mereka juga menyatakan pentingnya jilbab untuk mereka dan ‘memohon’ agar dapat terus mengenakannya, namun diberitahu bahwa penghapusan jilbab diperlukan untuk alasan keamanan.

Pelanggaran Hak Beragama dan Cedera Spiritual

Pengacara tersebut menyatakan bahwa kliennya tidak pernah menduga bahwa mereka akan mengalami pelanggaran hak beragama mereka, yang dijamin oleh Konstitusi Amerika Serikat. Trauma yang ditimbulkan bukan hanya fisik tetapi juga spiritual dan psikologis.

Kecaman dari CAIR-AZ dan Permintaan Penyelidikan

Dewan Hubungan Amerika-Islam cabang Arizona (CAIR-AZ) dengan tegas mengecam tindakan petugas polisi dan meminta penyelidikan menyeluruh atas insiden tersebut. Azza Abuseif, Direktur Eksekutif CAIR-AZ, mengungkapkan kekecewaannya dan menekankan bahwa tindakan tersebut merupakan pelanggaran terhadap kebebasan beragama.

Sikap Universitas dan Penyelidikan yang Berlangsung

ASU, dalam tanggapan resmi mereka, menyatakan bahwa insiden tersebut sedang dalam tinjauan, dan komunikasi telah dilakukan dengan Kantor Kejaksaan Maricopa County untuk mendapatkan tanggapan lebih lanjut.

Konteks Lebih Luas Demonstrasi

Demonstrasi di ASU hanyalah bagian dari serangkaian aksi protes yang terjadi di kampus-kampus di seluruh Amerika Serikat, yang dipicu oleh upaya polisi membersihkan kamp pro-Palestina di Universitas Columbia, dengan penangkapan lebih dari 100 mahasiswa. Gerakan solidaritas ini tidak hanya terbatas pada AS, tetapi juga telah menyebar ke universitas-universitas di Kanada, Australia, Perancis, dan Mesir.

Insiden ini menyoroti isu sensitif tentang interaksi antara penegakan hukum dan praktik beragama, serta menandai pentingnya pemahaman dan penghormatan terhadap kebebasan beragama dalam pelaksanaan tugas kepolisian.