ppr-revolution.com

ppr-revolution.com – Kota Batu, Jawa Timur, baru-baru ini menjadi saksi tragedi menyayat hati yang melibatkan RKW, siswa berumur 12 tahun dari SMP Negeri 2 Kota Batu, yang meninggal akibat dianiaya beberapa teman sekelasnya. Konflik bermula dari situasi yang tampaknya sepele, di mana korban menolak permintaan untuk membantu mencetak tugas sekolah pada malam hari.

Eskalasi Konflik:
Pada malam tanggal 28 Mei 2024, A, seorang teman sekelas, meminta RKW untuk membantu mencetak dokumen tugas sekolah. Penolakan RKW karena keberatan melakukan tugas di waktu malam menyulut kemarahan A, yang kemudian berusaha menantang RKW untuk bertarung. RKW memilih untuk tidak merespons dan memblokir kontak A.

Peristiwa Pengeroyokan:
Di hari berikutnya, RKW bertemu secara tidak sengaja dengan A dan empat teman lainnya di lokasi dekat sebuah vila di Songgokerto. Dalam pertemuan tersebut, RKW dikeroyok oleh dua dari lima teman tersebut, sementara satu orang lainnya bertindak sebagai perekam kejadian, dan dua sisanya hanya sebagai penonton.

Kondisi Pasca-Pengeroyokan:
Pasca-pengeroyokan, korban berhasil pulang dengan ditemani hingga SPBU dekat Balai Kota Among Tani. Pada 29 Mei 2024, RKW mengungkapkan kepada saudara kembarnya, R, mengenai kejadian pengeroyokan tersebut, menyatakan rasa sakit di dada, kepala, dan punggung akibat serangan fisik yang dialami.

Penanganan Medis dan Kematian:
Keluarga tidak menyadari seriusnya kondisi RKW sampai korban mengeluhkan sakit kepala pada pagi hari tanggal 30 Mei. Korban kemudian dibawa ke Rumah Sakit Hasta Brata Kota Batu, namun sayangnya dinyatakan meninggal pada pukul 11.00 WIB.

Tindakan Kepolisian:
Polisi telah mengamankan lima pelaku yang diduga terlibat dalam kasus ini. AKP Rudi Kuswoyo, Kasat Rekrim Polres Batu, menyatakan bahwa penyelidikan sedang berlangsung, termasuk pengumpulan keterangan dari para tersangka. Autopsi atas jenazah RKW direncanakan untuk dilakukan guna menentukan penyebab pasti kematian, dan penyelidikan akan dilengkapi dengan analisis video yang didapatkan dari salah satu pelaku.

Refleksi Komunitas dan Sekolah:
Tragedi ini telah menarik perhatian luas dan memicu diskusi tentang isu kekerasan di kalangan pelajar serta keselamatan di lingkungan sekolah. Ini menggarisbawahi pentingnya pendidikan karakter dan pengawasan yang lebih ketat di lingkungan pendidikan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.

Insiden tragis ini menegaskan kembali pentingnya intervensi dan pendidikan anti-kekerasan di sekolah-sekolah, serta peran aktif masyarakat dan pihak berwenang dalam melindungi anak-anak dari kekerasan.