ppr-revolution.com – Pada Sabtu (22/6), penerbangan Korean Air KE189 dari Incheon, Korea Selatan, menuju Taichung, Taiwan, mengalami turbulensi hebat yang mengakibatkan cedera pada 13 penumpang. Menurut laporan dari JoongAng Daily, pesawat Boeing 737 Max 8 ini membawa 125 penumpang dan mengalami masalah pada sistem tekanan udara kira-kira 50 menit setelah tinggal landas.
Kesalahan sistem ini menyebabkan pesawat kehilangan ketinggian secara dramatis, dari 35.000 kaki (10,6 kilometer) turun menjadi 9.000 kaki (2,7 kilometer) dalam waktu 15 menit, seperti yang tercatat oleh Flightradar24. Akibat kejadian ini, pilot memutuskan untuk kembali ke Bandara Internasional Incheon, dimana pesawat mendarat kembali sekitar pukul 19.40 waktu setempat, tiga jam setelah lepas landas.
Dari kejadian ini, Kementerian Infrastruktur dan Transportasi Korea Selatan mencatat bahwa 15 penumpang mengalami gejala hiperventilasi dan nyeri pada gendang telinga. Sebanyak 13 dari mereka harus dirawat di rumah sakit setelah pesawat kembali ke Incheon.
Seorang juru bicara Korean Air menyatakan bahwa penyebab pasti dari masalah ini sedang diselidiki dan pesawat akan menjalani pemeliharaan menyeluruh setelah pemeriksaan selesai. Penerbangan ini akhirnya dialihkan ke hari berikutnya, Minggu (23/6), dengan menggunakan pesawat yang berbeda dan tiba di Taiwan pada pukul 12.24 waktu setempat.
Beberapa penumpang mengungkapkan pengalaman traumatis mereka selama insiden tersebut. Seorang penumpang bernama Hsu menyebutkan bahwa dia merasa ada yang tidak beres sebelum turbulensi terjadi karena para pramugari memilih untuk tetap duduk. Hsu dan putrinya sempat menggunakan masker oksigen ketika pesawat mulai “terjun bebas”, dan ia mengalami sakit telinga serta sakit kepala sebagai akibat dari insiden tersebut.